“Cukup biadab”, aku jawab
ketika mereka, para kuli tinta, bertanya tentang tayangan itu
tayangan perjuangan orang-orang menghadapi maut
ketika pesawat naas harus menukik laut
ketika “Allahu AKbar” bergema di cockpit sempit
ketika rekayasa dilomba menarik pemirsa
hingga melupakan dan tidak menyisakan sedikit pun rasa manusia
Filed under: airline, poems | Tagged: adam, adamair, air, berita, biadab, indonesia, koran, media, pers, sudah, tv | 1 Comment »