Management Kebelet

03.05.24 Nabawi#2

#ManagemenKebelet

Bermaksud agak bersama lama di mesjid Nabawi yg indah dan sangat menggugah, saya datang lebih awal pagi ini dengan maksud melaksanakan shalat duha dan melanjutkan tilawah Quran. Standard, no things specials.

Seiring dg berjalannya waktu, keasyikan, tanpa terasa mesjid yg tadinya lengang mulai terasa ramai dan satu jam menjelang adzan, mesjid mulai padat. Pelan, terasa ada rasa kebelet pipis saya. Sedikit memang. Karena tempat wudhu cukup jauh dari posisi saya yang sdh dapat lapak enak agak di tengah mesjid, saya abaikan dan tahan serta melanjutkan aktivitas. Toh memang tidak kebelet banget.

Hrrrgh, ternyata kondisi mesjid dengan AC yang nyaman dan saya bersandar pada tiang marmer yang sejuk membuat rasa kebelet mulai meningkat intensitas dan kualitasnya, paham kan? Saya mulai bimbang. Ke toilet atau bertahan. Ragu, terus terang saya banyak pertimbangan. Tapi yg paling memantapkan saya untuk stay adalah waktu tinggal 10 menit lagi. Azan. Saya putuskan dan saya rasa saya masih mampu me manage kebelet saya.

Noise Suara Sound system mulai memberi isyarat, azan akan berkumandang. Alhamdulillah pikir saya.

Tiba-tiba terdengar ucapan salam “Assalammualaikum wrwb”. 😱

Cilaka 12 pikir saya. Baru ingat ternyata hari Jumat. Pantas saja mesjid sangat padat sudah. Cabut ke WC dan wudhu lagi semakin menjadi pilihan berat.

Tahan. Saya putuskan demikian.

Alhasil saya melanjutkan perjuangan “penahanan” cairan tubuh yg sudah diolah oleh alat pencernaan dan saluran kencing ini stay with me any longer😫

Segera setelah selesai Imam mesjid Nabawi membaca salam, saya segera istigfar dan buru2 keluar. Cukup jauh dari tengah. Beruntung ada shalat jenazah. Tidak terlalu banyak halangan. Alhamdulillah. Akhirnya say sampai di Men’s Toilet.

Ternyata perjuangan menahan ini masih harus berlanjut, setelah turun eskalator mati yg cukup ramai karena juga menjadi akses ke parkir Basement, saya masih harus antri. Ya antrean cukup ramai ketika saya datang. Sayapun mencari tempat kosong di bagian ujung. Saya antri setelah orang pertama. Pas giliran mau masuk ada anak kecil disuruh bapaknya di belakang minta izin kayaknya utk memotong saya, kurang paham saya

Bahasanya. Tapi karena desakan sdh tak bisa ditahan, dengan Mhn maaf saya tolak dan segera bertandas. Alhamdulillah, lega.

Lesson Learnt; JANGAN terlalu asyik sehingga lupa hari dan JANGAN MENAHAN PIPIS, (sambil ngomel dalam hati, nenek2 juga tahu). Tapi itulah manusia, benar sekali, salah satu pakaian manusia itu adalah lupa, termasuk untuk lansia seumur saya).

Jangan ditiru ya gaes!

Wassalammualaikum wrwb.

Nabawi, 04.05.2024

Udda Eddy

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.