PERCEPATLAH e-Voting untuk Pemilu

Banyaknya kisruh serta biaya dan sumber daya yang besar untuk Pemilu konvensional, semestinya sudah bisa memaksa pemerintah untuk segera beralih ke e-Voting. Berikut sekilas tulisan ringkas saya terkait e-Voting. Semoga berguna.

Dahil Sayo cover Eddy Satriya

In a cozy night in Yogyakarta, I made it to sing Dahil Sayo, one of the beautiful song from the Phillipines ( in Tagalog-so sorry for my pronounciation). Video taken by my beloved daughter. hope you enjoy this song. #dahilsayo #becauseofyou

For lyrics pls check here https://eddysatriyamusiccorner.blogspot.com/2008/11/dahil-saiyo-nat-king-cole.html

@uddaeddy

Dahil Sayo ( Because of You). A big love song, once a favorit song of Imelda Marcos, The Phillipines. Dahil sa iyo, nais kong mabuhay Dahil saiyo, hanggang mamatay Dapat mong tantuin, wala ng ibang gilliw Puso ko’y tanungin, ikaw at ikaw rin Dahil sa iyo, ako’y lumigaya Pagmamahal, ay alayan ka Kung tunay man ako, ay alipinin mo Ang lahat sa buhay ko, dahil sa iyo #dahilsayo #thephillipines #natkingcole #uddaeddyjazz #yogyakarta #fyp #fypシ゚viral #uddaeddy #kurenahuddaeddy

♬ Dahil Sa’yo – Celeste Legaspi

RIP Marga T

Kompas 19.08.23

RIP Marga T.,
This is my “Karmila”.

When I was young I read your novel. A couple years ago, I sang the theme song.

Geram by Tjali R, LCLR 1979

Sebuah lagu lama yang kami nyanyikan bertiga dengan Bang Tony P Sianipar dan Paul di acara Ganeshow 21 Maret 2023 menjelang puasa Ramadan 1444H. Enjoy it.

From McKinsey: What is the metaverse?

From McKinsey Insights: What is the metaverse? https://www.mckinsey.com/featured-insights/mckinsey-explainers/what-is-the-metaverse?cid=soc-app

The metaverse is the emerging 3-D-enabled digital space that uses virtual reality, augmented reality, and other advanced internet and semiconductor technology to allow people to have lifelike personal and business experiences online.

3D layered shape cyborg head on neon colored background

We strive to provide individuals with disabilities equal access to our website. If you would like information about this content we will be happy to work with you. Please email us at: McKinsey_Website_Accessibility@mckinsey.com

The metaverse is having a moment: if you’ve ever done a Google search for the term “metaverse,” you’re not alone. In 2021, internet searches for the term increased by 7,200 percent. And once people get the gist, most of them are all in: recent McKinsey research shows that approximately 60 percent of consumers are excited about the transition of everyday activities like shopping, dating, and working out to the metaverse.

But it’s not just individuals who are meta-curious: private capital is betting big money on the metaverse. In 2021, metaverse-related companies reportedly raised more than $10 billion, more than twice what they did in 2020. And so far in 2022, more than $120 billion has flowed into the metaverse. The latest McKinsey research shows that the metaverse has the potential to generate up to $5 trillion in value by 2030. It’s an opportunity that is too big to ignore.

The metaverse means different things to different people. Some believe it’s a digital playground for friends. Others think it has the potential to be a commercial space for companies and customers.

We believe both interpretations are correct. In June 2022, McKinsey released Value creation in the metaverse, a new report based on surveys of more than 3,400 consumers and executives, as well as interviews with 13 senior leaders and metaverse experts. Based on this analysis, we believe the metaverse is best characterized as an evolution of today’s internet—something we are deeply immersed in, rather than something we primarily look at. It represents a convergence of digital technology to combine and extend the reach and use of cryptocurrency, artificial intelligence (AI), augmented reality (AR) and virtual reality (VR), spatial computing, and more. And the “enterprise metaverse” may coalesce in a way that unlocks even more opportunity, beyond simply serving as a virtual place where people interact.

At its most basic, the metaverse will have three features:

  • a sense of immersion
  • real-time interactivity
  • user agency

And ultimately, the full vision of the metaverse will include the following:

  • platforms and devices that work seamlessly with each other
  • the possibility for thousands of people to interact simultaneously
  • use cases well beyond gaming

The metaverse isn’t about escaping reality, says futurist Cathy Hackl. Instead, it’s about “embracing and augmenting it with virtual content and experiences that can make things more fulfilling and make us feel more connected to our loved ones, more productive at work, and happier.” For Brian Solis, Salesforce’s global innovation evangelist, “what the metaverse is really all about is community. The value of belonging to this community. The role you can play as a user in this community so that you feel like a stakeholder and not a ‘user.’”

Teruslah bergerak… Keep Moving

Sumber: dari seorang teman di sebuah WAG

Berlatih Untuk Mati..!

BERLATIH UNTUK MATI
(Tulisan seorang dokter yg bertugas di RS)

Seringnya mendapat giliran tugas menunggui mereka yang sedang menghadapi sakratul maut alias detik-detik menjelang lepasnya nyawa dari tubuh fisiknya, membuat saya banyak merenungkan apa arti dari semua ini.
Sebuah kesempatan belajar yang langka dan tidak semua orang bisa mengalaminya.

Apa pentingnya buat saya?
Sangat penting, karena dari peristiwa itulah saya terus disadarkan bagaimana mengisi hari-hari yang saya jalani ini, agar bisa berakhir dengan penuh makna, mencapai tujuan yang diagendakan sejak sebelum saya diturunkan ke dunia, dan belajar menghargai waktu yang tersisa dengan hidup yang lebih berkualitas.

Cara orang meninggal dunia itu berbeda-beda. Kemiripannya hanya pada tanda-tanda yang menyertai sebelum maut menjemput. Wajah yang mendadak berubah, seperti bukan yang kita kenali selama ini. Pucat, bahkan putih seperti tembok. Terutama sorot mata mereka, yang sebentar kosong, sebentar gelisah, sebentar marah.

Perilaku juga berubah. Ada yang keinginan nya harus dituruti betapa pun anehnya. Atau membuat orang lain kesal, dan yang bersangkutan sendiri marah atau uring-uringan. Mereka juga jadi labil secara emosi. Sedih, sering menangis tanpa tertahan lagi, takut ditinggal sendirian. Semakin mendekati waktunya, semakin gelisah menanyakan hari,tanggal atau jam. Juga tak betah lagi mengenakan segala macam alat bantu medis yang dimaksudkan untuk membuat mereka lebih lama bertahan hidup.

Yang membedakan adalah seberapa pasrah atau seberapa besar keyakinan mereka terhadap Tuhan, semasa hidupnya. Kebanyakan mereka yang simpel dan lurus-lurus saja hidupnya, tak banyak kuatir memikirkan ini itu hingga detil, lebih cepat “berangkat” nya. Tapi jika masih ada banyak ganjalan di hati dan pikirannya, seringkali mengalami kesusahan pada saat jiwanya akan lepas dari tubuhnya.

Hal ini membuat saya berpikir, bahwa untuk mati dengan mudah tanpa melalui banyak siksaan, adalah dengan melatihnya semasa kita masih hidup di dunia.

Berlatih utk mati ?
Ya, Anda tidak salah baca, dan saya tidak sedang becanda

Yang pertama perlu dilatih adalah soal keyakinan kita. Yakin dan menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa segala sesuatu itu baik adanya, berujung kebaikan, dan selalu ada kebaikan walau nampaknya susah sekalipun. Ini adalah fondasi yang sangat penting ketika nyawa kita tengah berada di ujung tanduk nanti.

Kebaikan yang selalu kita yakini dan pikirkan akan membuat kita menyambut kematian dengan Kepasrahan dan Kerelaan. Putusnya nyawa dan keluarnya jiwa dari tubuh fisik kita akan lancar sama seperti ketika buang hajat besar, semakin kita rileks, akan semakin mudah, tapi semakin kita tegang, semakin susah lepas.

Latihan kedua adalah berlatih melepas.
Melepas apa saja yang selama ini kita anggap sebagai hak kita. Sadarilah bahwa kita tidak memiliki apa-apa dan tidak berhak atas apapun, termasuk memikirkan nasib orang-orang yang kita kasihi yang akan kita tinggalkan.

Itu bukan urusan dan tanggung jawab kita.
Mereka adalah milik Tuhan dan masing-masing memiliki urusannya sendiri-sendiri dengan semesta. Lepaskan juga segala urusan harta, kekayaan dan apapun yang masih mengikat dan menguasai kita, sejak sekarang ini, selagi kita masih hidup.

Artinya, ini adalah latihan mental agar kita tidak terus menerus kuatir dan memikirkan sesuatu yang nantinya akan kita tinggalkan.
Melepaskan juga berarti melepaskan dendam, kemarahan, kepahitan, luka batin yang masih ada.

Bersihkan mulai dari sekarang ini, hingga tak ada sisa sama sekali. Berilah maaf kepada mereka yang pernah menyakiti hati, mengkhianati, mengakali kita, seikhlas-ikhlasnya.

Latihan juga tidak berhenti di aspek spiritual dan mental saja, namun juga di aspek fisik.
Memang tubuh fisik kita nantinya akan kita tinggalkan. Tapi lebih enak mana meninggal dengan sehat atau dengan sakit?

Berlatihlah menghormati dan menghargai tubuh kita mulai dari sekarang. Mulai belajar mendengarkan suaranya, apa yang sebenarnya ia butuhkan, bukan apa yang kita (ego/nafsu) butuhkan.

Berikanlah apa yang tubuh inginkan sejak sekarang, agar ia tak membangkang atau menusuk di belakang pada saat kita tak berdaya lagi. Tapi ini bukan berarti manipulasi ya. Lakukanlah dengan ikhlas, karena mengasihi tubuh sendiri sama dengan melayani orang yang sedang sekarat.

Perlu hati-hati, cermat, penuh hormat. Daripada nantinya tubuh kita habis dimakan obat, lebih baik memeliharanya dengan baik semasa kita masih bisa. Berikan makanan yang sehat, olahraga yang cukup, sinar matahari pagi, dan air bersih yang sesuai kebutuhan.

Banyak lagi yang bisa kita latihkan untuk menyambut kematian dengan gembira dan bukan dengan air mata.

Sudah waktunya kita mengubah persepsi tentang kematian bukan lagi sebagai peristiwa dukacita tapi kemenangan dalam perjalanan Hidup.

Muhasabah di awal tahun 2021.
Selamat merenungkan dan mulai berlatih.
Salam Sehat..

My Saturday walk..

My walk today for IAEVR100k

First posting

Happy jogging for IAE ITB.