Stolen Watch and Teaching!!

An old man meets a young man who asks:
“Do you remember me?”
And the old man says no. Then the young man tells him he was his student, And the teacher asks:
“What do you do, what do you do in life?”
The young man answers:
“Well, I became a teacher.”
“ah, how good, like me?” Asks the old man.
“Well, yes. In fact, I became a teacher because you inspired me to be like you.”
The old man, curious, asks the young man at what time he decided to become a teacher. And the young man tells him the following story:
“One day, a friend of mine, also a student, came in with a nice new watch, and I decided I wanted it.
I stole it, I took it out of his pocket.
Shortly after, my friend noticed the his watch was missing and immediately complained to our teacher, who was you.
Then you addressed the class saying, ‘This student’s watch was stolen during classes today. Whoever stole it, please return it.’
I didn’t give it back because I didn’t want to.
You closed the door and told us all to stand up and form a circle.
You were going to search our pockets one by one until the watch was found.
However, you told us to close our eyes, because you would only look for his watch if we all had our eyes closed.
We did as instructed.
You went from pocket to pocket, and when you went through my pocket, you found the watch and took it. You kept searching everyone’s pockets, and when you were done you said ‘open your eyes. We have the watch.’
You didn’t tell on me and you never mentioned the episode. You never said who stole the watch either. That day you saved my dignity forever. It was the most shameful day of my life.
But this is also the day I decided not to become a thief, a bad person, etc. You never said anything, nor did you even scold me or take me aside to give me a moral lesson.
I received your message clearly.
Thanks to you, I understood what a real educator needs to do.
Do you remember this episode, professor?
The old professor answered, ‘Yes, I remember the situation with the stolen watch, which I was looking for in everyone’s pocket. I didn’t remember you, because I also closed my eyes while looking.’
This is the essence of teaching:
If to correct you must humiliate; you don’t know how to teach “

MoralLessons #communitysupport #readingcommunity #goodvibeschallenge #KadeManWilson #HeartsOfProduction #thogotomycitymytown #secretsoflifeisinreading

Source From a FB er.

RIP Melly G Tan

Kita tentu tahu, bu Melly G Tan adalah sosok yang berani memaksa Presiden Habibie bersikap pada kasus kekerasan massal Mei 1998.

Jauh-jauh hari sebelumnya dia pernah dicopot dari jabatannya karena memprotes militer masuk ke kampus.

Melly G. Tan

Hanya gara-gara ikut tanda tangan ia pun dipecat dari jabatan. Menyesal?
Di ujung tahun 1970-an aksi mahasiswa tengah menuai musim semi kedua setelah Malari. Tak ingin musibah terulang militer menjepit dari segala sudut. Kali ini tak ada ampun lagi. Mereka menggeruduk kampus menguber demonstran dan menciduk aktivis mahasiswa yang susah diatur. Militer nampak sudah kehilangan kesabaran dan tidak mau lagi diajak “main-main”.

Melihat aksi tidak sopan dan semau gue itu Melly bersama Taufik Abdullah dan Thee Kian Wie ikut meneken pernyataan keprihatinan yang dibawa Rendra dan kawan-kawan ke LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) agar pemerintah tidak mengejar-ngejar mahasiswa dan koran tidak dibredel. Karena nama ketiga pentolan LIPI itu tercantum dalam daftar mereka pun dipanggil menghadap Prof. Tb. Bachtiar Rivai, ketua LIPI dan mantan Rektor IPB.

Mudah diduga Rivai berani memanggil anak buahnya tentu karena mendapat perintah dari atasannya, setidaknya orang berpengaruh di pusat kekuasaan. Kepada mereka hanya disediakan satu pilihan: mundur dari jabatan. Kala itu, tahun 1978, Taufik menjabat ketua Leknas (Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional) dengan Thee sebagai wakil. Melly menjabat kepala Pusat Bagian Penelitian Masyarakat.

Gara-gara ikut prihatin tiga sekawan itu lama tidak mendapat jabatan di lembaga yang kini sudah marhum tersebut. Mereka hanya staf biasa padahal sudah bekerja di LIPI puluhan tahun. Taufik sudah layak menjadi ketua bahkan sejak tahun 1980-an. Baru pada masa presiden Abdurrahman Wahid sejarawan lulusan Universitas Cornell itu mendapat surat keputusan memimpin LIPI dari tahun 2000 sampai 2002.

Melly mengaku peristiwa itu berat tapi tidak menyesal. Pada saatnya seorang ilmuwan toh harus memilih dan memihak. Meski tidak punya jabatan “kami tetap boleh meneliti,” kata doktor sosiologi Universitas California, Berkeley, Amerika, itu. Bagi mereka kehilangan jabatan mungkin bukan hal pokok dalam pekerjaan. Tapi kalau sampai dilarang meneliti jelas musibah.

Sebagai ilmuwan ia memang tidak semencorong kawan-kawan LIPI-nya macam Taufik Abdullah, Abdurrahman Surjomihardjo, Alfian, etcetera. Ia jarang tampil di media. Pendapatnya baru dikutip wartawan bila terjadi pergesekan etnis dan masalah Cina di Indonesia. Namun ia kerap menjadi nara sumber berbagai forum luar negeri, tidak melulu perkara etnisitas, juga masalah keperempuanan.

Melly menolak stereotip. Tidak semua Cina bisa dipukul rata. Ia minta orang berhati-hati bila mereka bicara golongan etnis tertentu. Mereka tidak bisa disamaratakan. Ia menyebut dalam etnis Cina misalnya ada orang seperti Arief Budiman dan mereka yang “sealiran” dengannya. “Masyarakat kita plural, beraneka ragam. Tak ada negara di dunia ini yang homogen. Kalaupun ada pasti hanya sedikit,” ujar pakar kelahiran Jakarta tahun 1930 itu.

Sosiolog ini tipe orang yang suka bekerja dalam “diam” dan mungkin itu sebabnya ia agak kurang dikenal publik Indonesia. Barangkali hanya mahasiswa sosiologi dan sejarah yang familiar dengan ahli sinologi ini. Sekali-sekali artikelnya muncul di media nasional biasanya merespons suatu peristiwa. Kita bisa membaca publikasi risetnya perihal etnis dan subyek yang berkaitan dengan itu dalam sekitar selusin karyanya yang sudah diterbitkan.

Source: Unknown, saya dpt dari sebuah WAG.

Largest Econ 2100

https://youtu.be/rZCxLJ_IvDw?si=0TpEoDEGsbSsycDp

Menuju Indonesia Emas

Pls click here to download

It is Quran…, Still.

▶️ Watch this video https://www.facebook.com/share/r/gcQYuQXV3kxe4SvQ/?mibextid=MA7g7M

Mc Kenzie Exercise for HNP

https://www.healthline.com/health/mckenzie-exercises

FALSAFAH WONG JOWO

Kuat dilakoni, gak kuat ditinggal NGOPI

☕ Soale menungso kuwi sejatine mung kurang siji… Yoiku: NGOPI

NGOPI iku tegese (Ngolah Pikiran),

mulo kopi iku rasane PAIT.
Nanging sak pait-paite kopi.. isih iso digawe LEGI.

LEGI (Legowo ning ati) / Berlapang Dada Hatinya, carane kudu ditambahi GULO.

.
GULO (Gulangane Roso) / Mengelola Perasaan Baik, sing asale soko TEBU.

TEBU (Anteb Ning Kalbu) / Mantab Hatinya,

banjur diwadahi CANGKIR.

CANGKIR (Nyancangne PiKIR)

Menguatkan Pikiran, trus disiram WEDANG.

WEDANG (Wejangan Sing Marahi Padang) / Nasehat Yang Menentramkan Hati,

ojo lali di-UDHEG.
UDHEG (Usahane Ojo Nganti Mandeg) / Usaha Jangan Sampai Berhenti,

anggone ngudheg nganggo SENDOK.

SENDOK (Sendhekno Marang Sing Nduwe Kautaman) / Pasrahkan Pada Yang Maha Kuasa,

dienteni sithik ben rodo ADEM.

ADEM (Ati digowo Lerem) / Hati Jadi Tenang, njut bar kui lagi di-SERUPUT.

SERUPUT (Sedoyo Rubedo Bakal Luput) / Semua Godaan akan Terhindar.y

Meniko Falsafahipun “NGOPI”

Sumonggo… Ngopiii ….☕

Sadulur Kabeh, mugi ing dinten niki tansah, pinaringan sehat soho berkah saking Gusti Allah….
Aamiin

PROYEK 35.000 MW ERA JOKOWI-JK BIKIN HANCUR PLN ??

Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.

Pada pertengahan 2021 SP (Serikat Pekerja) Anak Perusahaan PLN yaitu PP IP (Persatuan Pekerja Indonesia Power) dan SP PJB (Serikat Pekerja PJB) mengadakan Webinar dengan Koordinator INVEST (Ahmad Daryoko) sebagai Moderator serta masing2 Ketua Umum sebagai Pembicara di tambah Mantan DIRUT PLN Djiteng Marsudi juga sebagai Pembicara.

Tujuan Seminar lewat media Zoom (Webinar) tersebut adalah untuk mencoba “Evaluasi” seluruh kebijakan Pemerintah dalam Proyek Pembangkit PLN terutama FTP I (“Fast Track Program” 10.000 MW Tahap I), FTP II (“Fast Track Program 10.000 MW Tahap II) pada era SBY-JK antara 2005 – 2014. Serta Proyek 35.000 MW era Jokowi-JK antara 2014 – 2019.

Karena saat itu PP IP, SP PJB maupun SP PLN menilai bahwa era Pemerintahan diatas telah mengadakan Proyek Pembangkit PLN secara “ugal2an” (tanpa Perencanaan matang) dan sampai awal 2020 tidak ada evaluasi sama sekali dari Pemerintah !

Dan pada saat Webinar pertengahan 2021 diatas juga belum ada Evaluasi dari Pemerintah ! Padahal mulai 2010 (mengingat seluruh Jaringan Ritail yang ada di kota2 seluruh Jawa-Bali telah dijual DIRUT PLN Dahlan Iskan ke Taipan 9Naga, secara “Whole Sale Market maupun system “Token” ), sehingga mulai 2010 sebenarnya secara “defacto” kawasan Jawa-Bali sudah berlangsung “kompetisi penuh” atau MBMS (“Multy Buyer and Multy Seller”) System.

Dengan demikian dengan kondisi :

  1. Adanya Proyek Pembangkit PLN yang di prakarsai SBY-JK maupun Jokowi-JK, dengan gesture “membabi buta” dengan konsekuensi “over load”.
  2. Timbulnya MBMS Jawa-Bali yang berakibat melonjaknya tarip listrik Jawa-Bali dengan indikasi bahwa sebelum 2010 (2009 dan sebelumnya) Subsidi Listrik rata2 pertahun maksimum hanya Rp 50T. Sedang setelah terjadi MBMS (mulai 2010) Subsidi Listrik “melonjak” diatas Rp 100 T. Dan untuk 2023 sesuai “statement” DIRUT PLN awal 2023 adalah sebesar Rp 289,6T.

Maka Pemerintah harus lakukan Evaluasi System !.Tapi sampai 2020 belum ada Evaluasi dimaksud dari Pemerintah. Makanya PP IP, SP PJB dengan Referensi Pengalaman dari Mantan DIRUT PLN Djiteng Marsudi mengadakan Webinar diatas !

KESIMPULAN :

Dari Webinar tersebut PP IP dan SP PJB menyampaikan data bahwa sesuai Laporan Statistik PLN 2020 terlihat bahwa ;

1). Daya Terpasang Pembangkit PLN Jawa-Bali akhir 2020 sebesar 30.970,93 MW.

2). Dari Daya Terpasang sebagaimana butir 1) diatas ternyata untuk Jawa-Bali yang digunakan hanya sekitar 3.000 MW atau hanya 12% dari yang tersedia . Itupun khusus untuk :

a. Beban Puncak ( yang memakai PLTA Saguling, PLTA Cirata, PLTA Mrica dst.)

b. Penjaga Frequensi Arus listrik, agar tidak kedip ( yang memakai PLTGU Cilegon dan Muarakarang).

Dengan demikian terjawablah kekhawatiran MENGAPA PROYEK PEMBANGKIT PLN 35.000 MW (Bahkan Proyek Proyek sebelumnya seperti FTP I 10.000 MW serta FTP II 10.000 MW) menjadi instalasi “mubadzir” PLN, karena sebagian besar tidak digunakan dalam operasional harian PLN, karena telah menggunakan kapasitas Pembangkit IPP milik Aseng/Asing yang ber “konspirasi” dengan “Peng Peng”/mantan seperti Dahlan Iskan, JK, Luhut BP, Erick Tohir, Sandi Uno dll.

ATAU DENGAN KATA LAIN PROYEK2 DIATAS TELAH MENGHANCURKAN PLN !

TETAPI SAMPAI SAAT INI FAKTA2 DIATAS TIDAK DIUNGKAP ATAU SENGAJA DISEMBUNYIKAN OLEH PEMERINTAH ??

SUPER KESIMPULAN :

RAKYAT HARUS MELAWAN !

MENGINGAT DENGAN ADANYA PROGRAM HSH (“HOLDING SUB HOLDING”) DAN PENERBITAN UU “POWER WHEELING”, SYSTEM KELISTRIKAN AKAN DISERAHKAN DALAM MEKANISME PASAR BEBAS (MBMS).

SEHINGGA :

  1. PLN HOLDING AKAN BUBAR !
  2. PLN JAWA-BALI AKAN BERLAKU MBMS !
  3. PLN LUAR JAWA – BALI AKAN DISERAHKAN KE PEMDA SETEMPAT !
  4. TARIP MINIMAL AKAN 5X LIPAT SEBELUM MBMS !
  5. SAAT “PEAK LOAD” TARIP LISTRIK AKAN “MELONJAK” 11X LIPAT DARI NORMAL !!

SEKALI LAGI, RAKYAT INDONESIA HARUS SIAP SIAP MELAWAN !!

ALLOHUAKBAR !!
MERDEKA !!
✊✊

JAKARTA, 2 PEBRUARI 2024.

Biden, LNG, and TikTok

Watch Out Work Out