Beberapa Link terkait Masela

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/09/23/433994/wewenang-blok-masela-ada-di-menteri-esdm

http://bisnis.liputan6.com/read/2324342/cadangan-gas-tambah-besar-rencana-proyek-blok-masela-dievaluasi

http://bisnis.liputan6.com/read/2324193/menteri-esdm-restui-proyek-kilang-lng-terapung-masela

http://bisnis.liputan6.com/read/2323640/untung-rugi-pengembangan-blok-masela-versi-skk-migas

http://www.offshore-technology.com/projects/abadi-field/abadi-field1.html

http://bisnis.liputan6.com/read/2322841/rizal-ramli-minta-esdm-bangun-infrastruktur-gas-di-blok-masela

http://m.rmol.co/news.php?id=218805

http://obsessionnews.com/ada-penghela-kepentingan-asing-di-masela/

Ingin kutulis lagi

Ya ingin kutulis lagi artikel tentang rangkap tiga hingga rangkap empat jabatan oleh seorang profesor, dosen, dekan, kepala lembaga, dan komisaris ini seperti 10 tahun lalu, tapi batinku berontak, jangan2 juga akan mubazir seperti yang sudah-sudah. Gak tahulah teman, sedih sekali melihat negeri yang tidak memiliki ethic of conduct ini. Bahkan sekarang justru di kantor Menpan juga dirangkap oleh dosen. Malah sudah dikeluarkan lagi draft UU Aparatur Sipil Negara, yang bakal meng over haul aturan2 baku kepegawaian yang dulu sudah bagus dibuat oleh pendahulu. Prakteknya yang perlu diperbaiki, tapi drat atau RUU ASN ini juga akan menjadi sumber masalah, karena masalah utamanya seperti besaran dan sistem gaji justru tidak menjadi pertimbangan utama. lihat saja dalam artikel kompas tentang ASN ini yang ditulis oleh profesor UI yang juga merangkap wamen disana. pasrah…dan sangat sayang momentum perbaikan yang datang selalu dibuang sia-sia oleh petinggi negeri. wallahualam bissawab!

Elpiji Ini Membunuhku

….

Masih kurang gila, beberapa hari lalu Pertamina kembali menyiratkan rencana akan menaikkan harga LPG 12 kg ke tingkat sekitar Rp 69 ribuan (dibulatkan saja Rp 70ribuan karena di agen juga sudah akan naik dan tidak pernah sama dengan yang diumumkan). KEGILAAN ini lah yang mungkin membuat Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Achmad Faisal menunda rencana tersebut, hingga Kompas menerbitkan berita dengan judul yang cukup membingungkan “Bulan Depan Harga Elpiji Tidak Naik”. Tidak jelas memang, apakah pers yang berhasil dibingungkan Pertamina atau memang Pertamina yang bingung. Satu yang pasti saya sebagai rakyat juga ikut bingung, apalagi masyarakat luas lainnya.

Ah….Elpiji ini membunuhku!! Ironis kan.

Kita ekspor LNG, kita impor LPG; kita ekspor minyak, kita impor BBM.

…..selengkapnya