8 AMALAN RINGAN BERPAHALA BESAR

💧EMBUN PAGI ©® 💦

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

1. Shalat Shubuh dan Shalat ‘Ashar

“Siapa yang shalat Shubuh dan ‘Ashar, maka ia akan masuk surga.”
(HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

2. Mengamalkan do’a setelah Adzan

“Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan: “Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, radhitu billahi robbaa wa bi muhammadin rosulaa wa bil islami diinaa.”,
maka dosanya akan diampuni.”
(HR. Muslim, no. 386)

3.Shalat Rawatib 12 rakaat dalam sehari

“Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.”
(HR. Muslim, no. 728)

4. Shalat Rawatib Dzuhur
.
“Barangsiapa menjaga shalat 4 rakaat sebelum dzuhur dan 4 rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkan neraka baginya.”
(HR. Tirmidzi, no. 428; Ibnu Majah, no. 1160. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih)

5. Membaca Ayat Kursi ba’da Shalat

“Siapa membaca ayat Kursi setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.”
(HR. An-Nasai )

6. Shalat Sunnah Wudhu

“Tidaklah seseorang berwudhu dan memperbagus wudhunya lantas mengerjakan shalat dua raka’at, ia menghadirkan hati dan wajahnya dalam shalat tersebut, melainkan ia dijamin masuk surga.”
(HR. Muslim, no. 234)

7. Puasa tiga hari (Ayyamul Bidh) setiap bulan

“Puasa tiga hari setiap bulan, nilainya sama dengan puasa selama sepanjang tahun.”
(HR. Bukhari, no. 1979 dan Muslim, no. 1159)

8. Shalat Isyraq (Shalat Dhuha di awal waktu)

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.”
(HR. Tirmidzi no. 586. SyaikhAl Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Selamat beraktifitas di hari Jum’at👍
Awali dengan Bismillah,
Jalani dengan Lillah,
Akhiri dengan Alhamdulillah,
In Sya Allah Barokah,
Aamiin Ya Robbal’alamin 🤲

Keep always Husnudzon and Smile 🤗☺🙏🏻

Cinta seorang Ayah

Subhanallah…Allahu Akbar….: {Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati}. Apakah Anda melihat peristiwa ini ?! Sang ayah memeluk anak-anaknya, dan menempatkan mereka di bawahnya agar dia dapat bertahan hidup, bahkan dengan kematiannya sendiri. Di sini, Allah menjaga anak ini untuk tetap menjadi saksi bagi seorang ayah hebat yang meninggal agar putranya dapat hidup. Semoga Allah merahmati ayah kami dengan rahmatmu. Ya Allah, lindungi anak laki-laki ini dan jadikan dia orang yang saleh. Betapa besar pengorbanan para ayah, dan betapa salehnya mereka terhadap anak-anaknya, dan benarlah perkataan yang mengatakan : “Keluarga seseorang adalah orang tuanya, dan dalam pelukan mereka, hidup itu manis. Jika kematian menutupi mereka darinya… maka dia adalah orang asing di antara manusia.” #Al-Zubair_Al-Ghazi

Source: unknown

Islam itu harus adil, termasuk urusan minta maaf

*Video pendek yang mengajarkan adab santri dan kiyai, murid dan guru. Sekalipun kiyai, kalau salah hukumnya tetap harus meminta maaf bahkan untuk itu santri harus membalasnya sekalipun santri telah memaafkannya, sungguh mengharukan 😭😭😭.*

Only Bad Writers Should Fear ChatGPT

 WSJ 1 Feb 2023

By Noam Neusner

People seem to think that OpenAI’s ChatGPT, a chatbot powered by artificial intelligence, is going to put many writers out of business or make writing bland— or both. But perhaps that’s not a bad thing.

With the rise of the internet, we’re inundated with more writing than ever and most of it is mediocre. On social media platforms like Twitter, everyone gets a license to be a short-form editorial writer, uninhibited by an editor or boss riding them for accuracy and relevance. Are public debates over ideas and policies any more informed or enlightened for having these truncated opinion pieces? You know the answer.

Journalism has the opposite problem. Journalistic writing once had to fit into a set number of column inches. Now, the digital-news hole is infinite, so most news stories go on and on without a sense of restraint—but with dwindling quality. No wonder ChatGPT’s most immediate application is on digital news, tech and social-gossip sites desperate to keep readers engaged with whatever content sticks to the wall.

And look at corporate writing: It’s either cliché-ridden, meaningless fluff or rife with jargon. Either way, most of it is utterly forgettable.

Academics aren’t much better. Their writing—especially in the humanities and social sciences—is so arcane and technical that most of it is never read, even by other academics.

Maybe robots should get a shot at taking over some of this workday prose. Who wouldn’t mind a robot-generated statement that clearly articulates a company’s strategy without referring to the timeworn clichés of “paradigm shift” or “optimized performance”? What’s so bad about an academic paper written in language that any keen learner could understand? Would you turn your nose up at concise, fact-rich reporting on recent news?

I think people fear robot-writers because they do their job well, maybe even better than humans do.

Some will contend that ChatGPT’s skills are limited and lacking in style, but so what? Sure, it can’t write a masterful piece of prose or a profound novel. But most of what we read isn’t that good anyway, even the stuff written by people. As long as artificial intelligence produces instruction manuals that are clear and corporate policies that provide direction, that’s good enough for me.

A robot might even manage to summarize important historical events without taking potshots at contemporary political figures. (That is, of course, if ChatGPT manages to fix its left-leaning tilt.) Those would all be welcome improvements.

What about the writers who remain? They’ll be able to elevate their craft to higher purposes—or at the very least create something truly original. Consider how portrait artists responded to the invention of photography. The best ones excelled in impressionism, cubism and other movements of modern art. Art didn’t disappear, it simply shifted its gaze.

Whether you want them or not, the robot-writers are coming. Soon we will be able to generate solid writing as easily as we use internet search engines. We’ll get practical results that work for practical purposes.

But when something new or weighty needs to be shared, we will turn to human writers who have the gift of conveying the unexpressed thought in words that are original and artful. That’s the kind of writing humans should do—and if that’s our destiny, we should embrace it, even if fewer of us do the work.

Mr. Neusner is a partner at 30 Point Strategies, a communications firm.

A lot of what we read is terrible. How could the robots do worse?

Resto di dominasi oleh brand asing atau yang “diasingkan” , tinggal sedikit sekali local food nya.