Beberapa doa dari Alquran

Al-Baqarah 2:201 Doa Selamat dunia akhirat

وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةً۬ وَفِى ٱلۡأَخِرَةِ حَسَنَةً۬ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka

 

Al-Baqarah 2:250 Doa Mohon Kesabatan

وَلَمَّا بَرَزُواْ لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِۦ قَالُواْ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرً۬ا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (٢٥٠)

Tatkala mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, merekapun [Thalut dan tentaranya] berdo’a: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”.

 

Al-Baqarah 2:286 Doa Mohon Tidak ada Beban

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَا‌ۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡہَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡ‌ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرً۬ا كَمَا حَمَلۡتَهُ ۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ‌ۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ‌ۚ أَنتَ مَوۡلَٮٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala [dari kebaikan] yang diusahakannya dan ia mendapat siksa [dari kejahatan] yang dikerjakannya. [Mereka berdo’a]: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”

 

Ali Imran 3:8 Doa Mohon Hati tidak Sesat

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةً‌ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi [karunia].”

 

Ali Imran 3:147 Doa Mohon Kekuatan

وَمَا كَانَ قَوۡلَهُمۡ إِلَّآ أَن قَالُواْ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِىٓ أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ

Tidak ada do’a mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami  dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

 

Ali Imran 3:193 Doa Mohon Bersama Orang Baik

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِيً۬ا يُنَادِى لِلۡإِيمَـٰنِ أَنۡ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمۡ فَـَٔامَنَّا‌ۚ رَبَّنَا فَٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَڪَفِّرۡ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلۡأَبۡرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar [seruan] yang menyeru kepada iman [yaitu]: “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.

 

Ibrahim 14:40-41 Doa Mendirikan  Shalat dan Ampunan utk diri dan ortu

رَبِّ ٱجۡعَلۡنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى‌ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ (٤٠

 رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٲلِدَىَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ (٤١

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku. (40) Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab [ hari kiamat]”. (41)

 

Al Isro 17:24 Doa  Ampunan

وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرً۬ا

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

 

 

Nice Lecturer, Ketupat Bengkulu.

Sumur Usman

Copas dari teman.

—-

Di Madinah, tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, ada sebuah properti sebidang tanah dengan sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur itu dikenal dengan nama: *Sumur Ruma (The Well of Ruma)* karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma.

Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah dan setiap hari orang antri untuk membeli airnya. Di waktu-waktu tertentu sang Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya dan rakyat Medinah pun terpaksa harus tetap membelinya.  Karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.

Melihat kenyataan ini, Rasulullah berkata: “Kalau ada yang bisa membeli sumur ini, balasannya adalah Surga”.

Seorang Sahabat Nabi bernama Usman bin Affan mendekati sang Yahudi. Usman menawarkan untuk membeli sumurnya. Tentu saja Ruma sang Yahudi menolak. Ini adalah bisnisnya dan ia mendapat banyak uang dari bisnisnya.  

Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya, tetapi ia juga negosiator ulung.  Ia bilang kepada Ruma: “Aku akan membeli setengah dari sumurmu dengan harga yang pantas, jadi kita bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya”.

Melalui negosiasi yang sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1 juta Dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Usman bin Affan.

Apa yang terjadi setelahnya membuat sang Yahudi merasa keki. Ternyata Usman menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah. Pendudukpun mengambil air sepuas puasnya sehingga hari keesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi.  Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah, ia meminta Usman untuk membeli semua kepemilikan sumur dan tanahnya. 

Tentu saja Usman harus membayar lagi seharga yang telah disepakati sebelumnya. Sampai sekarang di Madinah, sumur tersebut dikenal dengan nama  “Sumur Usman”, atau “The Well of Usman.”  Tanah luas sekitar sumur tersebut ribuan tahun telah menjadi sebuah kebun kurma yang diberi air dari sumur Usman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh badan wakaf pemerintah Saudi sampai hari ini. Kurmanya dieksport ke berbagai negara didunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu dan pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali kepada sebuah rekening tertua didunia atas nama Usman bin Affan.  Hasil kelolaan kebun kurma dan grupnya yang disaat ini menghasilkan 50 juta Riyal pertahun. (Atau setara 200 Milyar pertahun).

Sang Yahudi tidak menang. Kenapa?  Karena visinya terlalu dangkal.  Ia hanya hidup untuk masa kini, masa ia ada di dunia. Sedangkan visi dari Usman Bin Affan adalah jauh kedepan. Ia berkorban untuk menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama:

“Shadaqatun Jariyah, sedekah berkelanjutan”.  Sebuah shadaqah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.

Inilah cara memajukan agama scr cerdas dan barokah dunia akherat. Bukan dg “memusuhi” Yahudi, tp “mengalahkan” dengan negosiasi dan cara yg terhormat.

Membran

KASUS NOVEL ITU MUDAH KENAPA DIPERSULIT? 

LAPORAN UTAMA

SENIN, 12 JUNI 2017

Banyak Orang Terlibat Penyiraman Saya

Hari-hari Novel habis di ranjang rumah sakit. Meski diizinkan keluar dari kamar perawatan, ia memilih tetap berbaring di ranjangnya karena tak ingin merepotkan orang lain. Jika ingin keluar, ia harus mendapat izin dokter dan ditemani. “Kalau ke luar kamar lalu nabrak tiang, kan, jadi tak lucu,” ujarnya, tertawa.

Sejak matanya dipasangi membran untuk merangsang pertumbuhan kornea, Novel tak bisa melihat sama sekali. Kebiasaannya membaca Al-Quran di ranjang pun ia hentikan saat masuk rumah sakit ini. Sepenuhnya ia berbaring sambil menunggu suster meneteskan perangsang kornea setiap dua jam selama sepuluh menit. “Saya yakin bisa sembuh,” katanya.

Novel dirawat sejak 11 April 2017, setelah wajahnya disiram dua orang asing memakai air keras sehabis salat subuh di masjid kompleks perumahannya. Meski penglihatannya tak akan kembali seratus persen, Novel optimistis bisa menjadi penyidik KPK lagi untuk terus mengungkap banyak skandal korupsi besar di negeri ini.

Kepada Gadi Makitan dari Tempo, ia menceritakan hari-harinya di Singapura, upayanya menyelidiki pelaku penyiraman saat sakit, teror sebelum penyiraman, hingga keheranannya terhadap penyidikan oleh polisi yang mandek. Beberapa informasi ia minta tak ditayangkan, terutama yang menyangkut kasus-kasus besar yang ia tangani, seperti korupsi simulator surat izin mengemudi, kartu tanda penduduk elektronik, dan suap impor daging.

Dari pembaringannya, mantan komisaris polisi yang memutuskan mengabdi sepenuhnya di KPK itu mendapat foto Ahmad Lestaluhu, yang tertangkap kamera pengawas rumahnya hendak memesan gamis kepada istri Novel dan berkeliaran di kompleks perumahan beberapa hari menjelang penyiraman.

Ahmad Lestaluhu sempat ditangkap polisi, tapi dilepas kembali karena beralibi sedang menonton televisi saat Novel disiram air keras. Polisi percaya dan tak berusaha mengorek lebih jauh pengakuan itu seperti umumnya penyelidikan perkara kriminal. Hampir dua bulan lebih, polisi tak berkutik mengungkap penyiraman kepada Novel itu.

Bagaimana Anda mendapatkan foto Ahmad Lestaluhu?

Saya mendapat foto itu dari salah satu perwira menengah di Densus 88 (Detasemen Khusus 88 Antiteror) sekitar sepekan setelah kejadian. Jadi bukan tiba-tiba saya memberikan foto itu kepada penyidik di Kepolisian Daerah Metro Jakarta.

Anda tanya bagaimana perwira itu mendapat foto Ahmad?

Saya tanya bagaimana ia mendapatkan foto itu. Mereka melakukan metodologi dalam praktik penyelidikan sebagaimana mereka mencari pelaku teroris. Nah, mereka mendapatkan foto-foto. Salah satunya foto yang ada dia itu. Saya konfirmasikan foto-foto itu kepada tetangga di sekitar rumah. Betulkah ini pelakunya? Semuanya mengatakan, ya, benar. Tetangga yang mengetahui kejadian itu banyak.

Mengapa perwira Densus itu mencari foto penyiram Anda? Apakah itu tugas dia?

Saya tanya seperti itu juga. Dia mengatakan mendapat tugas dari Kepala Polri secara langsung untuk mencari pelakunya.

Apakah ada hubungan keluarga antara Anda dan perwira itu?

Tidak ada. Hanya hubungan tugas. Sewaktu saya taruna, beliau senior saya. Jadi sempat kenal. Dia bekerja, kemudian mengkonfirmasi kepada saya. Sebelumnya, dia mengirim orang ke rumah. Dua atau tiga orang mengkonfirmasi kepada keluarga saya. Keluarga di rumah tidak bisa memberi informasi apa-apa dan mereka belum tahu siapa yang sedang berbicara. Mereka takut para polisi ini hanya mengaku-aku. Para polisi ini lalu memberikan nomor telepon atasannya. Keluarga saya lalu memberikan nomor itu kepada saya. Saya kontak dari sini. Dari situlah saya mendapatkan foto-foto itu.

Apakah tim yang datang ke rumah Anda itu anggota Densus seluruhnya?

Saya tidak tahu. Tapi saya melihat itu ada korelasinya dengan janji Kapolri kepada saya untuk mengungkap dengan serius perkara ini. Jadi, ketika ada orang Densus bilang begitu, saya percaya.

Kapan Kapolri berjanji?

Setelah kejadian, saya menelepon. Lalu Kapolri menengok saya. Beliau berjanji akan mengusut secara serius kasus ini. Saya percaya kepada beliau.

Apakah perwira itu yakin Ahmad Lestaluhu adalah penyiram Anda?

Dia menduga ini pelakunya, lalu minta mengkonfirmasinya.

Anda juga yakin?

Ini kejahatan yang mudah diungkap, bukan kejahatan yang terjadi di tempat sepi, di tempat yang enggak ada saksinya. Saksinya banyak, buktinya juga banyak. Jika hampir dua bulan polisi belum bisa mengungkap, saya kasihan kepada polisi. Artinya, kualitas mereka jelek sekali.

Sebagai penyidik, berapa lama kira-kira kasus ini terungkap?

Menurut saya, sepekan saja sudah terlalu lama. Jadi saya tidak hanya kasihan kepada polisi, tapi juga kepada rakyat Indonesia karena punya penegak hukum yang kualitasnya jelek. Satu-satunya penegak hukum tapi kualitasnya buruk. Kasihan, kan?

Anda melihat faktor lain?

Saya mendapat informasi dari kalangan internal Polri bahwa penyidik tidak bersungguh-sungguh karena banyak orang yang terlibat dalam kasus ini. Itu yang menjadi problem. Saya kira Tempo sudah tahu siapa saja yang terlibat….

Polisi beralasan penyelidikan mentok karena sidik jari hilang di cangkir akibat zat H2SO4….

Mereka sudah saya beri tahu itu air keras. Seharusnya mereka jangan berpikir bahwa itu air keras agar tak mengganggu penyelidikan. Kedua, para penyidik itu kan bersekolah. Tidak ada penyidik yang tiba-tiba pegang kasus ini lalu berpikir, “Oh, ternyata begini kejadiannya.” Itu logika awam.

Kami mendengar ada perintah penghapusan sidik jari di cangkir tempat air keras oleh seorang perwira. Anda mendengar informasi yang sama?

Itu salah satu informasi yang saya dapat, tapi posisi saya hanya mendengar informasi itu. Namun, setelah sekian lama penyidikan ini enggak berjalan, saya jadi berpikir, jangan-jangan informasi itu benar.

Orang yang diduga Ahmad Lestaluhu itu pernah bertamu ke rumah Anda dan terekam kamera CCTV. Asisten rumah tangga Anda mengkonfirmasi foto itu?

Saya enggak tahu detail itu. Jadi enggak banyak interaksi soal bukti-bukti dan sebagainya. Tetangga saya banyak membantu mengumpulkan informasi bersama adik saya dan anggota keluarga saya yang lain. Saya memonitor mereka. Ini antisipasi jika ternyata betul ada upaya membuat perkara ini tak terungkap.

Anda mengecek CCTV di rumah secara rutin?

Saya enggak tahu, enggak memonitor secara detail, karena CCTV di rumah terkoneksi ke kantor. Datanya juga disimpan di kantor. CCTV itu juga inisiatif kantor.

Anda tak curiga ada laki-laki memesan gamis?

Saya enggak pernah diberi tahu soal itu. Saya baru tahu setelah kejadian.

Istri Anda tak bercerita?

Istri saya enggak ada di rumah waktu itu. Istri saya sedang ke luar rumah. Pembantu terlambat menutup pintu. Ia masih sibuk melipat baju-baju. Jadi orang itu bisa masuk.

Dari rekaman CCTV itu, sesungguhnya Anda sudah lama diintai. Apakah sadar?

Saya tahu saya diintai. Bahkan, menurut info yang saya dengar, pengintai saya adalah polisi. Saya dengar informasi itu, tapi tak punya buktinya. Saya tahu saya diikuti. Setiap ke kantor, saya diikuti, dilacak. Saya ini penyidik. Kalau penyidik tak tahu diikuti, keterlaluan, ha-ha-ha….

Anda tak bereaksi ketika diikuti?

Sekali waktu saya pojokkan orang itu di posisi tertentu, kemudian orang itu terjebak.

Kapan?

Persisnya saya lupa, tak berselang lama dari kejadian penyiraman. Dan bukan cuma itu. Saya melihat ini upaya sistematis karena sebelumnya telepon seluler saya juga dicoba diakses pihak lain.

Bagaimana Anda tahu?

Muncul tiba-tiba notifikasi yang tak lazim, kira-kira sepekan sebelum saya disiram. Istri saya juga mendapat hal yang sama. Teman-teman kantor juga. Bahkan beberapa teman di luar kantor yang berkomunikasi dengan saya. Saya juga paham teknologi informasi. Saya coba buka dan saya lihat ternyata ada device lain yang mencoba mengakses. Sejak itu, saya tahu saya sedang dikerjain. Cuma, pasti yang mengakses bakal pusing. Handphone saya isinya tausiah. Tapi semoga mereka mendapat hidayah. Orang-orang seperti itu kan harus mendapatkan hikmah. Pelakunya bukan sembarangan. Mereka ingin profiling saya dengan sungguh-sungguh, dengan alat sadap, dan mereka punya jaringan.

Sudah tahu diintai, mengapa tak dikawal? Sebagai penyidik, Anda punya hak itu….

Dikawal sama siapa? Sama wartawan Tempo? Ha-ha-ha…. Begini. Ada beberapa pemahaman yang membuat saya berpikir saya tidak perlu dikawal. Pertama, saya tahu, seperti apa pun ancaman, yang terjadi hanya atas kehendak Allah. Jadi itu yang membuat saya enggak perlu takut terhadap orang-orang yang mengancam itu. Penyiraman ini juga sama sekali tidak membuat saya surut atau takut. Kalau saya takut, banditnya jadi berani. Nanti terbalik. Seharusnya banditnya yang takut. Allah sudah atur semua. Sehebat-hebatnya mereka yang punya pasukan, punya kekuatan, punya apa pun, mereka adalah orang lemah, jadi tidak akan membuat saya jadi takut.

Kapolda Metro Jaya pernah bilang Anda sedang menjadi target….

Saya bilang, siapa sih yang mengancam? Enggak jelas. Jadi saya bilang, kalau masih belum terlalu jelas, kalaupun saya dikawal, itu harus perintah dari pimpinan KPK. Sebab, saya enggak mau bergerak orang per orang. Saya mau geraknya secara kelembagaan. Saya enggak tahu lagi komunikasi Kapolda dengan pimpinan KPK setelah itu.

Sudah Anda sampaikan ada ancaman kepada pimpinan KPK?

Saya sampaikan. Tapi, ketika pimpinan bertanya kepada saya, seserius apa ancaman itu, saya enggak tahu. Ancaman seperti itu kan enggak bisa diprediksi, kecuali memang ada bidang khusus yang melakukan tugas itu.

Kapolda bilang, kalau Anda dikawal orang bersenjata, hal ini tidak akan terjadi, karena si penyerang bakal takut….

Pengawalan itu tidak mungkin 24 jam. Meski dikawal, pasti ada saat lengah. Saya tak melihat korelasinya. Ini sudah ada takdirnya. Sebagai antisipasi, iya, tapi semua karena Allah.

Setelah kejadian ini, bakal mau dikawal?

Wallahualam, kita lihat nanti. Intinya, saya enggak takut.

Anda sama sekali tak melihat penyiram itu? Apa yang terjadi sesungguhnya pagi itu?

Ini fakta penyidikan. Tak etis jika saya sampaikan ke media.

Setelah disiram, apa yang Anda lakukan?

Sekitar 20 detik setelah disiram, saya mendapat air, kemudian saya basuh muka selama lima menit lebih. Ada tetangga yang menyediakan mobil untuk membawa saya ke rumah sakit.

Teror ini kejadian keenam buat Anda. Apa yang bisa Anda tarik garis merahnya?

Ini tamparan buat negara. Semua orang di negara ini bilang korupsi harus kita berantas sama-sama. Tapi, kalau mau bicara jujur, korupsi oleh pihak-pihak tertentu juga diharapkan. Itu problemnya. Ketika korupsi itu diharapkan, terjadi inkonsistensi. Negara jadi terlihat abai karena terlihat tak ada political will yang kuat memberantas korupsi.

Omong-omong, bagaimana mata Anda sekarang?

Mata kiri dan kanan sedang dipasangi membran untuk mempercepat pertumbuhan kulit kornea. Kalau kulit kornea sudah tumbuh, upaya penyembuhan bisa optimal. Tapi memang kemungkinan besar tidak bisa pulih total. Terutama mata kiri.

Berapa persen kira-kira bisa sembuh?

Enggak bisa diprediksi. Saya bertanya kepada dokter, dokternya enggak ada yang bisa ngomong begitu.

Mata kanan?

Jauh lebih baik. Tapi membrannya belum dilepas. Setelah dilepas, kita lihat hasilnya. Saya optimistis bisa sembuh. Insya Allah.

Setelah sembuh, akan kembali menjadi penyidik?

Iya, insya Allah.

Setelah dipasangi membran, apa aktivitas Anda?

Di kamar saja. Sebetulnya boleh ke luar kamar, cuma saya enggak bisa lihat. Kalau saya jalan lalu menabrak orang, kan, enggak lucu. Tiap dua jam menjalani perawatan. Mata ditetesi selama sepuluh menit. Sebelum dipasangi membran, masih bisa baca buku atau baca Al-Quran.

——

NOVEL BASWEDAN 

Tempat dan tanggal lahir: Semarang, 22 Juni 1977 | Pendidikan: SMA Negeri 2 Semarang, Akademi Kepolisian (lulus 1998) | Karier: Kepolisian Resor Kota Bengkulu (1999-2005), Badan Reserse Kriminal Mabes Polri (2005-2007), Penyidik KPK (sejak 2007) | Istri: Rina Emilda | Anak: 5 orang

Perlu dicoba nih.

http://www.wisatapulausumaterabarat.com/417427728

4 Golongan..

Assalamualaikum Wr. Wb.

*4 GOLONGAN YANG HARAM TERSENTUH API NERAKA*

ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ،ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻤَﻦْ ﺗُﺤَﺮَّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ؟ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻫَﻴِّﻦٍ، ﻟَﻴِّﻦٍ، ﻗَﺮِﻳﺐٍ، ﺳَﻬْﻞٍ

“Maukah kalian aku tunjukkan orang yg haram (tersentuh api) neraka?” tanya Rasulullah.

Para sahabat berkata:

“Mau, wahai Rasulallah!”

Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “(Haram tersentuh api neraka) orang yg hayyin, layyin, qorib, dan sahl”

(HR Imam At-Tirmidzi dan Imam Ibnu Hiban).

Hayyin :

Ialah orang yang memiliki ketenangan dan keteduhan lahir batin. Rendah hati. Tidak mudah marah. Tidak suka mencaci, memaki, atau melaknat. Mudah tersentuh hati / kasihan terhadap sesama.

Layyin :

Adalah orang yang lembut dan santun, baik dalam bertutur-kata atau berbuat. Tidak kasar, tidak sewenang-wenang/semaunya sendiri. Menghargai orang yang berbeda pandangan dengannya. Tidak angkuh/sombong. Selalu menginginkan kebaikan untuk sesama manusia.

Qorib :

Yaitu pribadi yang akrab, ramah diajak bicara, menyenangkan diajak bicara, penuh kasih sayang. gampang mengalah. Manis muka dan murah senyum jika bertemu.

Sahl :

Memiliki pembawaan yg mudah/ringan. Tidak mempersulit sesuatu. Selalu ada solusi bagi setiap permasalahan. Tidak suka berbelit-belit. Tidak ingin menyusahkan orang lain dan selalu bersyukur.

Semoga kita semua diberi oleh Allah sifat2 di atas.

Allahumma amin

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa alihi wa sohbihi wa sallim..

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Isteri

Renungan  sore hari….

Orang selalu berkata:

       ADA…

 ” … bekas istri ”

 ” … bekas suami ”

     TIDAK ADA

” bekas anak ”

” bekas orangtua”…

Seorang Kepala Dinas melakukan riset kecil kpd para pegawai yang sudah berkeluarga pada saat Rapat di Aula kantor…🤗

Dia lalu meminta 1 pegawai untuk maju ke depan papan tulis. 😎

Kadis : 🤓

” Tuliskan 10 nama orang yg paling  dekat denganmu ”

Lalu pegawai itu menulis 10 nama ; ada nama tetangga, orangtua, teman kerja, istri, anak, saudara, dst…

Kadis: 🤓

” Sekarang silakan pilih 7 orang di antara 10 nama tsb yg kamu benar² ingin hidup terus bersamanya ”

Pegawai itu lalu mencoret 3 nama.

Kadis : 🤓

” Silakan coret 2 nama lagi ”

Tinggalah 5 nama tersisa.

Kadis: 🤓

” Coret lagi 2 nama ” 😱

Tersisalah 3 nama yaitu nama : 

 ” ibu ”

 ” Istri ” dan 

 ” anak ”

Suasana aula jadi hening….😓

Mereka mengira semuanya sudah selesai dan tak ada lagi yang harus dipilih…😉😃

Tiba²…..

Kadis 🤓  berkata :

 ” Silakan coret 1 nama lagi..! “😱

Pegawai itu tertegun🙄 untuk sementara waktu,…😶 lalu dengan perlahan ia mengambil pilihan yg amat sulit…dan mencoret nama 

 ” IBU ” nya..!!!

😱😳

…suasana semakin hening…😪😓

Kadis 🤓 berkata lagi :  “Silakan coret 1 nama lagi !”

😱

Hati sang pegawai makin bingung…😩😣

Suasana aula makin tegang…😲😨

Mereka semua juga berpikir keras mencari pilihan yg terbaik…😰

Pegawai itu kemudian mengangkat spidolnya dan dengan sangat lambat ia mencoret nama:

  ” ANAK ” nya..!!!😳😲😱

Bersamaan dengan itulah sang pegawai tidak kuat lagi membendung air matanya, dan…, Ia pun ” Menangis ”

😭😭😭😭

Awan kesedihan meliputi seluruh sudut ruang aula…😫😩😩

Setelah suasana lebih tenang,…😲 akhirnya sang kepala Dinas bertanya…

” Kenapa kamu tidak memilih orang tua ” yg membesarkanmu..?!?😩

tidak juga memilih

 ” anak ” yang adalah darah dagingmu..?!?😰

kenapa kamu memilih

” ISTERI “…?!?…😳

Toh istri bisa dicari lagi khan..?!?..😱

Semua orang didalam aula terpana 😱 menunggu jawaban dari mulut pegawai itu…😳🙄

Lalu pegawai itu berkata lirih : 😩

*”istri saya ikut Rapat  ini Pak….”*

😀😀😀😀

Fifty.

_Bismillah_

*BERAPA UMURMU..?*

*SUDAH 50 TAHUNKAH?*

Firman Allah SWT : *”…Bukankah Kami telah memberimu umur shg kamu sempat mengingat bagi sesiapa yg mau mengingat?”* _(Fathir : 37)_

*”Allah tdk lagi memberi alasan bagi siapa yg telah dipanjangkan umurnya hingga 50 th”* _(HR.Bukhari)_

Al-Khattabi berkata : *”Maknanya, orang yg Allah panjangkan umurnya hingga 50 th, tdk diterima lagi keuzuran/alasan. Krn usia 50 th merupakan usia yg dekat dg kematian,* maka inilah kesempatan untuk *memperbanyak taubat, beribadah dg khusyuk, dan bersiap2 bertemu dg Allah.”*

_(Tafsir al-Qurthubi)_

Fudhail bin Iyadh berkata kpd seseorang yg telah mencapai umur 50 th. Maka nasihat Fudhail kpdnya : *”Berarti sdh 50 th kamu berjalan menuju Tuhanmu, skrng hampir smp… Lakukanlah yg terbaik pd sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa2mu yg lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu & masa kini sekaligus..!”*

Maka para alim ulama memberi nasihat bgmn cara menjalani umur yg sdh mencapai 50 tahun sbb:

*🌿Jangan banyak bergurau & terjebak dlm hal-hal yg tdk ada manfaatnya untuk akhirat.

*🌿Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.*

*🌿Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yg kurang diperlukan utk mendukung amal shalih.*

*🌿Jangan berkawan dg orang yg tdk menambah iman, ilmu, dan amal.*

*🌿Jangan banyak berjln & melancong ke sana sini, tanpa manfaat yg dpt mendekatkan diri pd kehidupan akhirat.*

*🌿Jangan gelisah, berkeluh-kesah, dan kesal dg kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dg rasa sabar & syukur.*

*🌿Perbanyak doa mengharap keridha-an Allah agar Husnul Khatimah & dijauhkan dari Su’ul Khatimah.*

*🌿Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.*

*🌿Siapkan wasiat & lakukan pembahagian harta.*

*🌿Kerapkan menjalin silaturahim & merekatkan hubungan yg renggang sebelumnya.*

*🌿Minta maaf & berbuat baik thd pihak yg pernah dizalimi.*

*🌿Tingkatkan amal soleh, terutama amal jariah yg dpt terus memberi pahala & syafa’at setelah kita mati.*

*🌿Maafkan kesalahan orang kpd kita, walau seberat apapun kesalahan itu.*

*🌿Bereskan segala hutang yg ada & jangan buat hutang baru, walaupun untuk menolong orang lain.*

*🌿Berhentilah dari semua maksiat !*

– mata, berhentilah memandang yg tdk halal bagimu, 

– tangan, berhentilah dari meraih yg bukan hak mu

– mulut, berhentilah makan yg tdk baik & yg tdk halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain

– telinga, berhentilah mendengar hal2 haram & tdk bermanfaat

*🌿Berbaik sangkalah kpd Allah atas segala sesuatu yg terjadi & menimpa*

*🌿penuhi terus hati & lisan kita dg istighfar & taubat utk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, disetiap saat & setiap waktu.*

—————————————-

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِين

_Robbighfirlii waliwaalidayya walil mu-miniin_

—————————————-

Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 th atau bahkan menjelang 50 th krn….. 

*KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.*

_Wallohu a’lam_

Copas dari seseorang.

L u k a

Ada tulisan dr. Gamal Albinsaid, dokter muda penggiat wirausaha sosial.. semoga jadi bahan reflelksi sekaligus mencari upaya bagaimana mewujudkan sila Keadilan Sosial yg sdh sudah tercabik-cabik…

Copas…bukan asli dari saya..!

*LUKA INDONESIAKU : SO FEW HAVE SO MUCH, SO MANY HAVE SO LITTLE*
oleh : *_dr. Gamal Albinsaid (CEO Indonesia Medika)_*
Kawan, dua tahun lalu ketika ada World Economic Forum, kami aktivis wirausaha sosial internasional bersama Oxfam launch World Equality Forum, kenapa? *karena kekayaan 85 orang terkaya di dunia sama dengan kekayaan separuh populasi dunia*. Lalu bagaimana dengan di Indonesia. Agaknya tidak jauh berbeda. Pada tahun 2008, kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia sama dengan kakayaan 30 juta penduduk Indonesia. Tahun 2009, kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia sama dengan kekayaan 42 juta penduduk Indonesia. Tahun 2010, naik lagi, kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia sama dengan kekayaan 60 juta penduduk Indonesia. *Tahun 2011 kian menyakitkan, kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia sama dengan kekayaan 77 juta penduduk Indonesia*. 
Tidak cukup sampai disitu, Bulan Februari kemarin, hati kita semakin tersayat, bayangkan kekayaan 4 orang, bukan lagi 40 orang, saya ulangi *kekayaan 4 orang terkaya di Indonesia sama dengan kekayaan 100 juta penduduk Indonesia*. Ya kawan, kita terus *berjalan ke arah kesenjangan yang memicu ledakan sosial*. Menyakitkan mengetahui bahwa di negara kita *so few have so much, so many have so little*. Saya yakin dan berterima kasih penuh hormat pada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang membacakan puisi “Tapi Bukan Kami Punya” yang mengingatkan kita kembali akan janji kemerdekaan yang tertuang dalam sila ke 5, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Luka itu semakin mengaga, tatkala kita tahu bahwa koefisien gini kita naik pesat dari 0,3 ditahun 2000 menjadi 0,42 saat ini. Yang lebih menyesakkan dada lagi, _Credit Suisse_ mengatakan *Indonesia kita sudah menjadi negara peringkat ke-4 yang memiliki kesenjangan ekonomi yang timpang* setelah Rusia, India, dan Thailand. Bayangkan, 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3% aset di Indonesia. Bank Dunia juga angkat bicara, pertumbuhan ekonomi selama 1 dasawarsa terakhir hanya menguntungkan 20 persen orang terkaya, sementara 80% sisanya tertinggal di belekang. Apa akibatnya, *61 persen masyarakat kita memilih menerima pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah asalkan ketimpangan juga berkurang*. Lalu saya bertanya, dimana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu?
*Kesenjangan yang ada di negeri kita tidak boleh dilihat hanya soal angka, tapi itu soal luka. Luka yang harus kita ingat dan rasakan bersama*. Pemerintah boleh berbangga mengatakan angka kemiskinan kita turun menjadi 10,9% masyarakat miskin atau sekitar 28 juta penduduk dan menargetkan menjadi 9-10% pada tahun ini. Tapi jika garis kemiskinan kita hanya Rp 354.386, maka saya yakin bahwa *banyak orang-orang miskin yang tidak diakui miskin*.
Kawan, wirausaha tidak cukup untuk menyelesaikan berbagi masalah di negeri kita. *Kita butuh Wirausaha sosial, orang – orang yang bukan hanya berfikir tentang uang di tangan, tapi juga berfikir tentang kebaikan, kebermanfaatan, dan kepedulian*. Kita butuh orang-orang yang bukan hanya berfikir “How to make money”, tapi mereka juga berfikir “How to solve social problems”. Sudah 2 tahun terakhir saya berkeliling Indonesia memperkenalkan tentang konsep wirausaha sosial dan mengajak sebanyak mungkin pemuda menjadi wirausaha sosial. *Saya yakin tanpa wirausaha sosial pertumbuhan ekonomi kita tidak akan berkorelasi dengan perbaikan kesejahteraan bangsa kita*. Kawan, keluarlah sejenak dari kantor atau tempat keja kita, sejenak singgahlah di kampung-kampung yang sempit sesak dan penuh dengan kemiskinan. Rasakan cobaan dan penderitaan mereka, mencobalah sedikit berempati. _The great gift of human beings is that we have the power of empathy_.
Tapi marilah kita tatap masa depan bangsa ini dengan penuh optimisme. Sudahlah, selesaikan dan kita tutup rapat-rapat soal perbedaan dan perselisihan. Hari ini saya yakin, Indonesia sedang memasuki era baru dimana nilai-nilai penghormatan bukan hanya diberikan kepada mereka yang punya kesejahteraan finansial, tapi kepada mereka yang punya ide, gagasan, dan kepedulian. *Jadilah wirausaha negarawan yang bekerja untuk menyelesaikan berbagai masalah bangsa dengan dompetnya sendiri*.
Pekan ini, kita memperingati Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2017. Jangan jadikan Pancasila pemanis lisan, tapi cobalah rasakan dan amalkan. Mari kita *bangun Persatuan Indonesia untuk mencapai Keadilan Sosial*. _Jangan ada lagi seseorang ayah yang pulang ke rumahnya dengan penuh rasa bersalah karena tak mampu membawa makan untuk anak-anaknya… Jangan ada lagi seorang Ibu yang harus memohon belas kasih di rumah sakit agar sang anak bisa mendapatkan pengobatan… Jangan ada lagi seorang anak yang tak mampu mengangkat kepala dan dadanya di kelas karena tak mampu membayar biaya sekolah…_