STARLINK

– ……..-
STARLINK? (Edited)
Fenomena menarik tentu saja. Dengan nama besar Mr. Musk yg sudah memungkinkan orang manusia hidup berleha ke luar angkasa, tentu saja masalah Internet cepat, high speed, broadband dll tidaklah akan mengalami kendala secara teknis.

Dengan memanfaatkan satelit rendah orbit (LEO) yg beroperasi kisaran 3-5 ratusan km di atas permukaan bumi tentulah daya pancar dan ketajaman penerimaan melalui sejenis Low Noise Amplifier akan semakin prima, thus, kualitas internet harusnya membaik. Kondisi ini lebih mudah dibandingkan dg GeoStationer Satellite (GSO) yg beroperasi setinggi 38 ribu km di atas permukaan bumi, sehingga jenis satelit nya harus yang high Throughput, seperti Satria1 yg sudah dimiliki oleh Kemkeu, eh BAKTI yg menjadi BLU Kominfo yg tentu saja dikontrol oleh Kemkeu🥱

Orang pengguna tentu terhenyak dengan tawaran Starlink? Terutama the haves. Ingat kasus tv Astro dari Malaysia ? Karena pintar membungkus marketing dg paket EPL, liga Inggris. Banyak orang Indokaya memborongnya ketika itu. Diperkirakan Starlink ini akan laris manis pula.

Paket layanan Starlink bervariasi dari Rp 750 ribu hingga Rp 4 jutaan per bulan. Paket tersedia untuk personal dan bisnis dengan detail sebagai tabel berikut:

Paket Layanan Starlink

Para YouTuber dan content creator pastilah dijamin Akan pesta pora karena bisa menjelajah pelosok Indonesia dan dunia serta bisa Live dg foto, video pemandangan atau kuliner setempat. Bakalan heboh pisan!! Plus mereka akan semakin kaya dan menjadi Sultan2 baru.

Selain perseorangan, program Egov pemerintah yg melayani 3T dan unserved area lainnya tentu akan lebih booming dan bisa melayani masyarakat lebih baik dan andal seperti puskesmas, pendidikan, dan diseminasi informasi serta lain2 nya. E-Health akan segera jadi kenyataan.

Selain pelanggan, terhenyak juga tentu operator!😱 Periuk emas mereka pasti akan terganggu. Menjadi pertanyaan, siapa mitra lokal sesungguhnya Starlink? Telkom, anak perusahaan nya? Atau swasta lain yg mungkin sedang disiapkan oleh siapa yg mengendorse, LBX? Mungkin saja. Fulus sangat menjanjikan! Pasar Indokaya sangat besar. Apalagi utk kemajuan teknologi yg bisa dipakai dimana saja, di rumah, di hutan, atau dilaut. Asal Line of sight (bebas pandang/hambatan) Starlink dijamin beroperasi dg baik.

Tentang band frekuensi yg dipakai belum terlalu jelas. Sebagian referensi menyebutkan di E band, yang lain menyampaikan mungkin di Ku dan atau Ka band. Jika di Ku Band, yg biasanya beroperasi si rentang frekuensi 12-14 Ghz akan berpotensi senasib dengan TV Astro Malaysia dulu, tak berdaya karena redaman hujan relatif tinggi di wilayah Indonesia, kecuali NTT dan sebagian Indonesia timur.

Jika layanan bisnis B2B kelihatannya akan bekerjasama dengan Telkomsat, untuk B2C nampaknya belum jelas, masih muter!

Katanya type bisnis nya B2C, bisnis langsung ke konsumen! Namun ketika saya riset dan klik bagian reseller resmi mereka, web nya masih blank. Besar kemungkinan terjadi tarik2an siapa yang akan menikmati fulus Starlink di Indonesia. Bisa pengusaha, penguasa, atau orang parpol yg paling ahli dan meyakinkan bagi Elon. Alamakkk🥱

Ketika saya klik reseller resmi mereka saat tulisan awal ini dibuat, masih blank.

Nampaknya team web Starlink bergerak cukup cepat, per hari Kamis 23 Mei, link reseller resmi mereka sudah tersedia, namun untuk wilayah Indonesia masih belum ada nama perusahaan atau afiliasi yg ditunjuk. Jadi bagi kawan2 yg berminat nampaknya masih bisa komunikasi Starlink. Melihat cakupan wilayah Indonesia dan pasar yg lucrative , akan cukup banyak reseller yg dibutuhkan, termasuk sub reseller nya.

Berikut penampakan layar link reseller resmi.

Reseller Resmi per 23 Mei 2023

Satu yang pasti, kalau saya sih setuju saja, karena kompetisi adalah jaminan layanan terbaik. Sudah terlalu lama operator eksisting saya duga melakukan praktik kartel harga jual paket. Karena sejak berapa tahun ini tidak ada lagi paket Telkomsel misalnya yang di bawah 100 ribu per 30 hari. Dijualnya sangat boros kita harus beli di atas kuota yg kita perlukan. Sering bersisa setelah tgl expire!

Di sisi regulasi sudah lama negeri ini terninabobokan oleh UU Telekomunikasi yg sdh uzur lahir 1999 dan terseok seok dg laju teknologi secepat kilat menyambar di musim hujan. Sudah selayaknya ada segera pembaruan kerangka regulasi dan kebijakan, termasuk Blue Print baru.

Selain itu, tentu sangat diharapkan “light touch” pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenkominfo dan jajarannya, atau Menko, gak tahu nih menko Ekon atau yg satunya lagi, jangan sampai kasus BBM VIVO terjadi di sektor ICT ini. Mati kita pengguna yang ingin barang bagus tapi murah! Paham kan?

Till the next one.

Azan Subuh Sawangan
22 Mei 2024

By Eddy Satriya.