UKT dan Nurani

Siapapun anda yg di otoritas pendidikan tinggi, cobalah pakai nurani, tidak usah pakai otak.

Begini, seperti banyak kawan lainnya, saya adalah nobody dari sebuah kota kecil yg indah di Bukittinggi. Alhamdulillah meski orang tua pas pasan dan tergolong tidak mampu (sebenarnya kakek nenek saya kaya sih.., tapi anak laki gak bisa akses) saya bisa sekolah dengan baik dan singkat kata dengan kemampuan sendiri di SMA yg baik bisa jadi Mahasiswa undangan di IPB (kelompok IV Angkatan 19=angkatan 82).

Menghindari suasana stress di matrikulasi, saya test lagi dan masuk ITB82. SPP di IPB setelah dipotong dikembalikan, lgsg dilepas oleh Rektor waktu itu, Prof Andi Hakim Nasution. Di ITB, ketika itu SPP hanya Rp 21.000. Kuliah TPB dengan hasil sedang IP 3.x skala 5.0, bisa masuk asrama dg bayaran sangat murah. Kemudian akhirnya SPP bisa gantian 50% dan 100% off. Kemudian lanjut dapat beasiswa supersemar setahun @Rp 25 ribu per bulan. Tahun berikutnya dapat beasiswa dari perusahaan, saya lupa @Rp 40 ribu atau Rp 50 ribu.

Bukan hanya itu, mau tahu? Mau tahu beneran?
Begini, ada Program Percepatan Insinyur (PPI) jadilah kami dapat lagi utk bbrp jurusan teknik elektro, mesin dll dapat bantuan cuma2 Rp 400.000, gila gak tuh, tahun segitu dapat uang lumayan banyak.

Bukan hanya itu, sudah mau lulus pun masih ditawarin dapat Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI) istilah keren sekarang student loan kalau gak salah Rp 700-750 ribu dengan ijazah kita dijadikan jaminan kalau sdh lulus dan lunas.

Oh ya dimasa masa akhir kuliah, jurusan saya juga bekerja sama dengan PAT-Telekomunikasi nya Perumtel waktu itu. Kami kemudian menjadi asisten praktikum mereka dg peralatan praktikum canggih dan bayaran fulus juga canggih. Ditambah asisten lab di ITB sendiri dan juga mengawasi ujian sipenmaru, itenas, dan seni rupa ITB dll, jadilah kami sangat kerasan kuliah ditambah dengan seabrek kegiatan unit kemahasiswaan, both sports and Arts, yg juga sangat asyik dan melenakan. Bayangin karena menjadi pemain musik talempong di Unit Kesenian Minang (UKM), saya hampir tiap minggu mengiringi acara tari dan musik utk Pernikahan orang Minang di Bandung, bogor dan Jakarta. Perbaikan gizilah.

Malam nya dan berkala kami diajari oleh mentor senior sekelas Eri Ahmadi, alm “Becak” Susilo Hadi dll di lapangan bola itb, sekarang sdh jadi gedung, untuk membuka mata hati dan nurani agar berani protas protes pemerintah yg memang begitulah saat itu.

Karena di Asrama, kebetulan Asrama kami di RUMAH F, asrama paling mungil yg indah, tempat Buku Putih Mahasiswa digodok, kami juga sering kedatangan senior yg aktivis. Anak anak bandung tahulah siapa2 mereka, real activist! Bukan yg cemen dan penjilat! Cerita dan motivasi mereka menjadi Bekal yang sangat dibutuhkan untuk tetap waras di masa rezim lebih gila lagi saat ini yg bisa menghancurkan etika termasuk di MK. Alamak🤣

Meski tidak bisa Lulus 4 tahun spt anak sekarang dan cum laude seperti anak saya di UGM tahun ini, jelas lah saya tergolong WNI yg sangat beruntung, dengan sederet bantuan PEMERINTAH yang sangat manusiawi dlm pendidikan ( tentu sebagian teman kami yg ditahan tidak pernah setuju dan dendam dengan rezim Soeharto sah sah saja dan atau kemudian menjadi penjilat rezim sekarang sah sah juga🤣)

Nah dengan cerita di atas saya berharap anda anda yg jadi otoritas pendidikan sekarang bisalah memakai nurani untuk memperbaiki pendidikan anak cucu kita. Sekali lagi pakai nurani mu, tidak usah pakai otak!
Bayangkan ketika APBN kita masih seperlima yg sekarang, BERBAGAI PROGRAM MENUNJANG PENDIDIKAN TINGGI BISA MENSEJAHTERAKAN RAKYAT tanpa pandang bulu. Masak sekarang nyusahin?

Semoga paham! Aamiin yra!

(Tapi saya tetap yakin UKT akan turun, karena memang tidak masuk akal dan biasa pejabat sekarang asal ngikut arus dan asal cari selamat, lupa kalau mereka juga dulu rakyat😱)

Edited by Udda Eddy subuh 25 Mei 2024

#dikti #ukt #rektor #ipb #itb #nurani #pendidikanindonesia #apbn

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.